Catatan Keempat
Puasa
Ramadhan dilihat dari sisi pembinaan terhadap jiwa manusia memiliki sejumlah
hikmah. Di antaranya bahwa jiwa manusia cenderung ingin bebas merdeka tanpa
ikatan. Bahkan secara fitrah ia merasa berkuasa atas dirinya sendiri dan bebas
bergerak sesuka hati. İa tidak mau berpikir bahwa dirinya tumbuh besar lewat
berbagai karunia ilahi yang tak terhingga. Terutama jika ia memiliki kekayaan
berlimpah dan kekuasaan di dunia. Hal itu ditopang dan didukung oleh kelalaian
yang ada. Karenanya, ia mereguk nikmat ilahi dengan cara merampas dan mencuri
laksana hewan.
Akan
tetapi, pada bulan Ramadhan yang penuh berkah jiwa setiap manusia menjadi
sadar, mulai dari yang paling kaya hingga yang paling miskin bahwa dirinya
bukan pemilik; tetapi dimiliki, juga tidak bebas merdeka; tetapi hamba yang
diperintah. Karena itu, ia tidak
bisa melakukan pekerjaan yang paling sepele sekalipun tanpa perintah. Bahkan
mengambil dan meminum air sekalipun. Dengan demikian, perasaannya sebagai
penguasa atas dirinya lenyap. Ia terikat oleh jerat ubudiyahnya kepada Allah
Swt dan masuk ke dalam wilayah tugas utamanya, yaitu bersyukur.
No comments:
Post a Comment