AGENDA Mentari Hati : Komunitas Pembelajaran Diri

Undangan Membangun [pribadi] Surga Hari Ini

Sahabat, kami hadirkan Mentari Hati sebagai komunitas pembelajaran dalam upaya untuk memberikan ilmu, pembelajaran dan pengalaman untuk bersama-sama memperbaiki diri menjadi lebih baik dalam bingkai tauhiid. Kami membuat Alquran dan Sunnah menjadi sumber pembelajaran. Dan hasil pembelajaran akan juga diukur dari interaksi para pembelajar dengan Alquran

Fokus pembelajaran kami adalah diri pribadi dalam kerangka SISTEM NILAI MANAJEMEN QOLBU.

Bersama-sama membaca 'kitab' diri bersamaan dengan membaca kitab Alquran sebagai hudan [petunjuk].


Adapun SILABUS PEMBELAJARAN DIBAGI DALAM 4 Fokus Mata Pembelajaran, sebagai berikut :

WAHAI JIWA YANG TENANG

::: Dunia yang Indah

::: Tidak Salah Jalan Selamanya

::: Ini Jalanku

JANGAN TAKUT JANGAN SEDIH

::: Nikmatnya Berserah

::: Umur Berkah

::: Ikhlas Ridho

AKHIRNYA KUTEMUKAN DIRI

::: Alquran Berjalan

::: Selalu Terjaga

::: Kemuliaan

MEMBANGUN SURGA HARI INI

::: Aku Bahagia

::: Berdzikir Berpikir

::: Baik Akhirnya.

Beberapa MISI PEMBELAJARAN:

# Paham mengenal Allloh, Rasul saw dan Islam

# Paham Sistem Manajemen Qolbu untuk perbaikan diri

# Perbaikan dan pembiasaan membaca [tilawah] & menghapal [tahfizh] Alquran

# Paham 1000 kosakata alquran

# Paham 100 hadits shohih

# Paham asmaul husna dan artinya

# Hafal 100 dzikir & doa sehari-hari

# Paham & terbiasa dzikir pagi & sore

# Memahami Siroh rasul saw dan para sahabat

# Mampu sholat sesuai tuntunan sifat sholat nabi saw.

# Paham makna kalimat tauhiid

# Memiliki sahabat dan lingkungan kondusif untuk perbaikan diri

# Terpanggil untuk melayani dan berdakwah

Insya Alloh, mulai dilaksanakan pada

Sabtu, 17 Desember 2011

Pukul 16.00 sd 20.00

Di Ruang Kelas Daarut Tauhiid,

Jl Cipaku 1 No 18, Kebayoran Baru


Brosur dapat dilihat disini

Informasi pendaftaran 0812 853 2784

Daftar dilakukan dengan mengisi formulir online dibawah ini atau disini



Selengkapnya...

Pendaftaran Mentari Hati

Pelaksanaan Program dilaksanakan selama 1 tahun

Pendaftaran dibuka sepanjang tahun
Tempat Terbatas
Diadakan setiap Sabtu, Pukul 16.00
di Sekretariat Daarut Tauhiid Jakarta
Jalan Cipaku 1 no 43 Kebay0ran Baru, Jakarta
Hotline 0812 853 2784





Selengkapnya...

Filosofi Nasi Tumpeng

Tumpeng merupakan sajian nasi kerucut dengan aneka lauk pauk yang ditempatkan dalam tampah (nampan besar, bulat, dari anyaman bambu). Tumpeng merupakan tradisi sajian yang digunakan dalam upacara, baik yang sifatnya kesedihan maupun gembira.

Tumpeng dalam ritual Jawa jenisnya ada bermacam-macam, antara lain : tumpeng sangga langit, Arga Dumilah, Tumpeng Megono dan Tumpeng Robyong. Tumpeng sarat dengan symbol mengenai ajaran makna hidup. Tumpeng robyong disering dipakai sebagai sarana upacara Slametan (Tasyakuran). Tumpeng Robyong merupakan symbol keselamatan, kesuburan dan kesejahteraan.

Tumpeng yang menyerupai Gunung menggambarkan kemakmuran sejati. Air yang mengalir dari gunung akan menghidupi tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan yang dibentuk ribyong disebut semi atau semen, yang berarti hidup dan tumbuh berkembang.

Pada jaman dahulu, tumpeng selalu disajikan dari nasi putih. Nasi putih dan lauk-pauk dalam tumpeng juga mempunyai arti simbolik, yaitu :

Nasi putih : berbentuk gunungan atau kerucut yang melambangkan tangan merapatmenyembah kepada Tuhan. Juga, nasi putih melambangkan segala sesuatu yang kita makan, menjadi darah dan daging haruslah dipilih dari sumber yang bersih atau halal. Bentuk gunungan ini juga bisa diartikan sebagai harapan agar kesejahteraan hidup kita pun semakin “naik” dan “tinggi”.

Ayam : ayam jago (jantan) yang dimasak utuh ingkung dengan bumbu kuning/kunir dan diberi areh (kaldu santan yang kental), merupakan symbol menyembah Tuhan dengan khusuk (manekung) dengan hati yang tenang (wening). Ketenangan hati dicapai dengan mengendalikan diri dan sabar (nge”reh” rasa). Menyembelih ayam jago juga mempunyai makna menghindari sifat-sifat buruk (yang dilambangkan oleh, red) ayam jago, antara lain: sombong, congkak, kalau berbicara selalu menyela dan merasa tahu/menang/benar sendiri (berkokok), tidak setia dan tidak perhatian kepada anak istri.

Ikan Lele : dahulu lauk ikan yang digunakan adalah ikan lele bukan banding atau gurami atau lainnya. Ikan lele tahan hidup di air yang tidak mengalir dan di dasar sungai. Hal tersebut merupakan symbol ketabahan, keuletan dalam hidup dan sanggup hidup dalam situasi ekonomi yang paling bawah sekalipun.

Ikan Teri / Gereh Pethek : Ikan teri/gereh pethek dapat digoreng dengan tepung atau tanpa tepung. Ikan Teri dan Ikan Pethek hidup di laut dan selalu bergerombol yang menyimbolkan kebersamaan dan kerukunan.

Telur : telur direbus pindang, bukan didadar atau mata sapi, dan disajikan utuh dengan kulitnya, jadi tidak dipotong – sehingga untuk memakannya harus dikupas terlebih dahulu. Hal tersebut melambangkan bahwa semua tindakan kita harus direncanakan (dikupas), dikerjakan sesuai rencana dan dievaluasi hasilnya demi kesempurnaan.

Piwulang jawa mengajarkan “Tata, Titi, Titis dan Tatas”, yang berarti etos kerja yang baik adalah kerja yang terencana, teliti, tepat perhitungan,dan diselesaikan dengan tuntas. Telur juga melambangkan manusia diciptakan Tuhan dengan derajat (fitrah) yang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaan dan tingkah lakunya.

Sayuran dan urab-uraban: Sayuran yang digunakan antara lain kangkung, bayam, kacang panjang, taoge, kluwih dengan bumbu sambal parutan kelapa atau urap. Sayuran-sayuran tersebut juga mengandung symbol-simbol antara lain :
Kangkung berarti jinangkung yang berarti melindung, tercapai.

Bayam (bayem) berarti ayem tentrem. Taoge/cambah yang berarti tumbuh.

Kacang panjang berarti pemikiran yang jauh ke depan/innovative, Brambang (bawang merah) yang melambangkan mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang baik buruknya, Cabe merah diujung tumpeng merupakan symbol dilah/api yang meberikan penerangan atau tauladan yang bermanfaat bagi orang lain.

Kluwih berarti linuwih atau mempunyai kelebihan dibanding lainnya.
Bumbu urap berarti urip/hidup atau mampu menghidupi (menafkahi) keluarga.

Pada jaman dahulu, sesepuh yang memimpin doa selamatan biasanya akan menguraikan terlebih dahulu makna yang terkandung dalam sajian tumpeng. Dengan demikian para hadirin yang datang tahu akan makna tumpeng dan memperoleh wedaran yang berupa ajaran hidup serta nasehat.


Dalam selamatan, nasi tumpeng kemudian dipotong dan diserahkan untuk orang tua atau yang “dituakan” sebagai penghormatan. Setelah itu, nasi tumpeng disantap bersama-sama. Upacara potong tumpeng ini melambangkan rasa syukur kepada Tuhan dan sekaligus ungkapan atau ajaran hidup mengenai kebersamaan dan kerukunan
Selengkapnya...

Rhum itu haram bu ....


Banyak makanan yang dipesan di catering ini, salah satunya adalah kue sus. Saat saya membantu untuk membuat kue sus ini, ternyata ada ibu - ibu yang bilang "dek kalo mau buat kue sus yang enak dan lembut itu rahasianya pake 'rhum'. Aku yang mendengarnya hanya mengatakan "oh .. pake 'rhum ya bu, tapi bukannya rhum itu haram bu ...??". Si ibu pun hanya terbengong dan kaget dan tak bisa menjawabnya ... .*****


PENGERTIAN rhum

Rum (rhum) adalah minuman beralkohol hasil fermentasi dan distilasi dari molase (tetes tebu) atau air tebu yang merupakan produk samping industri gula. Rum hasil distilasi berupa cairan berwarna bening, dan biasanya disimpan untuk mengalami pematangan di dalam tong yang dibuat dari kayu ek atau kayu jenis lainnya.

MAKANAN YANG MENGGUNAKAN rhum
Berita Republika menyebutkan, "Kue-kue dari hotel dan bakery terkenal kerap menggunakannya dalam taart, dan sus. Vla di dalam sus menjadi lebih lezat bila dicampurkan rhum. Cake aneka buah juga biasanya menggunakan rhum. Biasanya sebelum dicampur ke dalam cake, buah direndam dulu ke dalam rhum agar aromanya menjadi lebih menggugah selera.
Rum terdiri dari berbagai jenis dengan kadar alkohol yang berbeda-beda. Rum putih umum digunakan sebagai pencampur koktail. Rum berwarna cokelat keemasan dan gelap dipakai untuk memasak, membuat kue, dan juga pencampur koktail. Hanya rum berkualitas tinggi saja yang biasa diminum polos tanpa pencampur atau ditambah es batu (on the rocks).

rhum TERMASUK MINUMAN KERAS
Konten Alkohol dalam rhum termasuk tingkat tinggi yaitu sekitar 38%. Rhum termasuk golongan C dalam pembagian minuman keras sebagaimana penjelasan berikut ini:
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86 / Menkes / Per / IV / 77 tentang minuman keras, minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dan dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase konten etanol volume per volume pada suhu 20oC.
Golongan A: Minuman dengan nilai etanol 1 - 5%.
Golongan B: minuman dengan kadar etanol lebih dari 5% sampai dengan 20%.
Golongan C: Minuman dengan nilai etanol kaum C mengandung etanol lebih dari 20% sampai dengan 55%.

Rhum JELAS HARAMNYA
Berdasarkan penjelasan di atas karena rhum menimbulkan efek memabukkan, maka ia jelas dihukumi haram. Ingatlah, segala sesuatu yang memabukkan termasuk khomr dan setiap yang memabukkan pastilah haram. Dari Ibnu 'Umar, Nabi shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:


كل مسكر خمر وكل مسكر حرام
"Setiap yang memabukkan adalah khomr. Setiap yang memabukkan pastilah haram. "

Dari 'Aisyah, Nabi shallallahu' alaihi wa sallam mengatakan:
كل شراب أسكر فهو حرام
"Setiap minuman yang memabukkan, maka itu adalah haram."

Di cuplik dari Republika di pembahasan, sebagai berikut:
rhum menurut relawan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, Kosmetika dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), KA Endin, digolongkan ke dalam khamr. Konten alkoholnya cukup tinggi. Karena itu fatwanya pun jelas: haram. ''Sedikit atau banyak, khamr itu haram hukumnya,''kata Endin ketika ditemui di kantornya Jumat (26 / 7).
Bagaimana Jika Mengkonsumsi Sedikit rhum?
Seperti ini pun tetap tidak dibolehkan. Ada metode yang harus diperhatikan dalam masalah khomr, "Jika meminum khomr dalam jumlah banyak, bisa memabukkan, maka meminum satu tetes saja tetap haram."

Kebijakan dari metode ini adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
ما أسكر كثيره فقليله حرام
"Sesuatu yang saat banyaknya memabukkan, maka meminum sedikitnya dinilai haram."
Dari sini, jika meminum rhum satu liter menimbulkan efek memabukkan, maka meminum satu tetes rhum saja tetap haram meskipun tidak mabuk.

Jika Makanan tercampur rhum
Sudah dijelaskan bahwa rhum sering sekali digunakan sebagai penyedap rasa. Ini artinya rhum yang termasuk khomr bercampur dengan makanan seperti kue, blackforest, dll.

Meskipun campuran rhum tersebut dalam kue atau makanan sedikit, tetap dihukumi haram. Karena ini berarti mengkonsumsi khomr dalam jumlah sedikit. Sekali lagi kita harus memperhatikan metode yang telah kami utarakan, "Sesuatu yang saat dikonsumsi dalam jumlah banyak memabukkan, maka dikonsumsi per tetes saja tetap haram meskipun tidak memabukkan." Ini berarti makanan yang tercampur rhum seperti ini tetaplah haram.
Selanjutnya kami kemukakan sebuah penjelasan dari Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al 'Ilmiyyah wal Ifta' (Komisi Tetap Riset Ilmiyyah dan Fatwa, Saudi Arabia):
"Bila kadar alkohol-saat alkohol tersebut dikonsumsi dalam jumlah banyak, memabukkan-, maka tidak bisa menggunakan alkohol tersebut baik sedikit atau banyak, baik digunakan dalam makanan, minuman, wewangian atau obat-obatan. "

Begitu pula hal ini tidak terjadi hanya untuk rhum saja, namun jenis arak atau minuman keras lainnya. Jika miras sedikit saja bercampur dalam makanan, maka makanan semacam ini sudah sepantasnya untuk dijauhi. Sebagaimana informasi yang kami baca, banyak sekali kita jumpai campuran miras pada masakan Cina atau Jepang. Sudah seharusnya kita semakin waspada untuk menjauhi yang syubhat (samar) apalagi yang haram.


Hukum Menggunakan Flavor (Essence) rhum

Untuk menyiasati konsumen yang tak mau memakai rhum, produsen menciptakan flavor (essence) rhum dan perasa buah lainnya. Maksud flavor rhum adalah penyedap rasa dan aroma yang sama dengan rhum. Benda tersebut diklaim bukan rhum. Hanya rasa dan aromanya menyerupai rhum asli.
Berikut penjelasan dari tim auditor LP POM MUI-Jurnal Halal dari Republika.

Pertanyaan:
Assalaamualaikum wr wb,
Ketika anak saya berulang tahun, saya membeli kue tart untuk ulang tahun di sebuah toko roti dan kue di daerah Cimanggis. Waktu itu sudah malam dan buru-buru, sehingga tidak sempat mengecek dan mencium baunya. Sampai di rumah baru ketahuan bahwa kue tart tersebut memancarkan aroma khas minuman beralkohol yang saya duga berasal dari rhum.

Pertanyaan saya adalah, bisakah rhum itu dipakai dalam kue tart, karena setahu saya proses pembuatan kue itu melalui pemanggangan dengan suhu tinggi dan diperkirakan alkoholnya sudah menguap ? Sekarang ini banyak dijual juga rhum essence khusus untuk membuat kue. Yang saya tahu, essen tersebut bukan minuman keras. Katanya ia hanya perasa yang memiliki aroma dan rasa mirip dengan rhum. Bisakah rhum essence tersebut digunakan? Terima kasih atas jawaban dan penjelasannya.
Wassalam,
Endang SES, Komplek Timah, Cimanggis, Depok

Jawaban:
rhum adalah salah satu jenis minuman keras dengan konten alkohol pada 10%, yang masuk dalam kategori khamer (minuman yang memabukkan). Hukum khamer dalam Islam adalah haram. Yang banyaknya memabukkan, maka sedikitnya juga haram. Oleh karena itu rhum dalam jumlah banyak maupun sedikit sama saja, yaitu tetap haram. Dalam pembuatan kue yang mengalami proses pemanggangan, alkohol dari rhum tersebut bisa saja menguap. Tetapi rhumnya sendiri masih ada, dengan aroma dan rasa rhum yang memang diinginkan. Dengan demikian rhum dalam kue tersebut masuk dalam kategori haram, meskipun akhirnya alkohol itu bisa saja menguap.

Segala sesuatu yang mengarah kepada yang haram sebaiknya dihindarkan. Rhum dengan aroma dan rasanya yang khas saat ini bisa ditiru dengan bahan-bahan sintetis. Tetapi ingat, bahwa membiasakan diri kita dan anak-anak kita kepada rasa dan aroma minuman keras, membuat kita lebih cenderung dan bisa menikmati aroma dan rasa tersebut. Lama-kelamaan kita menjadi semakin akrab dan menyenagi rasa tersebut dan pada akhirnya ingin juga mencoba yang aslinya. Menghindari kemudhorotan lebih diutamakan dalam Islam. Oleh karena itu penggunaan rhum essen tersebut lebih baik ditinggalkan. Dalam hal ini Komisi Fatwa MUI telah menyatakan haram untuk penggunaan aroma dan rasa haram (seperti rasa babi dan rasa rhum, meskipun tidak ada babi atau rhumnya) serta penggunaan nama-nama haram dalam suatu makanan (seperti mie rasa babi, meskipun tidak ada babinya) .

Demikian pembahasan tentang rhum dalam makanan. Semoga Allah memudahkan kita mengkonsumsi yang halal dan menjauhkan kita dari setiap perbuatan yang dilarang. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Wallahu'alam wa bishowab
Sumber : Syamsa Nggie, Muslimah Peradaban
Selengkapnya...

Kemanakah Jiwa Itu

Kemanakah Jiwa Itu Selengkapnya...

Takjub ..


Takjub...
Diundang silaturahim oleh teman untuk walimatussafar [semacam hajatan bagi yang akan pergi haji]
diadakan di lorong sempit perumahan padat penduduk di kelurahan Gunung, Kebayoran Baru. dan jamaah pun duduk di sisi lorong tersebut.


Keakraban, guyub sesama tetangga, tangis haru, ucapan selamat kontras dengan tampilan sepi disekeliling perumahan yang mewah, besar, terkesan 'tak peduli', egois dengan tetangganya.

Selamat jalan nek! menjadi tamu Alloh yang penyayang, menikmati jamuan terindah ditanah suci. Moga kembali membawa kemabruran. Amiin!

Labbaik Allahumma Labbaik!
Selengkapnya...

Hadits Menuntut Ilmu : Sampai ke Negeri Cina



قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اُطْلُبُوْاالْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ اِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًابِمَا يَطْلُبُ
Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).
Selengkapnya...

Merebut Jiwa Anak


Campur aduk perasaan saya ketika Allah subhanahu wa ta’ala memperkenankan saya menjumpai buku karya Theodore Herzl, tokoh yang telah menggerakkan jutaan manusia untuk rela berdarah-darah mendirikan negara Israel Raya.


Belajar dari orang-orang yang telah berlalu, tidak terkecuali Theodore Herzl yang telah menginspirasi jutaan orang Yahudi untuk bergerak mendirikan Israel Raya dengan merampas tanah orang-orang Palestina, ada satu hal yang harus kita catat. Keberhasilan membuat sejarah besar, bukanlah bertumpu pada besarnya kekayaan dan banyaknya orang-orang yang berdiri di belakang kita. Seratus juta manusia yang tipis keyakinannya, akan mudah lari terbirit-birit oleh seribu orang terpilih dengan keyakinan yang sangat kokoh dan keberanian yang sangat besar. Ketika Herzl menulis Der Judenstaat, kaum Yahudi adalah orang-orang yang tidak berdaya dan tercerai berai. Tetapi Benyamin Se’ev -nama lain Theodore Herzl- menulis dalam buku hariannya sepulang dari kongres Basel tahun 1897, “Di Basel, aku dirikan negara Yahudi. Jika aku katakan dengan lantang hari ini, ak akan disambut dengan tertawaan orang-orang sedunia. Mungkin dalam lima tahun, tetapi pasti dalam lima puluh tahun, setiap orang akan menyaksikannya.”

Selengkapnya...

Pelajaran Bisnis dari Aa Sandiaga Uno



Aa Sandiaga Uno mungkin adalah sosok pria yang digandrungi banyak kaum perempuan : muda, very handsome, kaya raya dan rendah hati. Sosok Sandi memang merupakan salah satu fenomena dalam jagat bisnis di tanah air.
Dalam usianya yang masih terbilang muda, yakni 42 tahun, ia telah dinobatkan oleh majalah internasional Forbes, sebagai orang kaya nomer 29 di Indonesia. Total kekayaannya sekitar Rp 800 milyar (wow).


Melalui perusahaannya yang bergerak di bidang investasi, yakni Saratoga Capital, Mas Sandi telah meneguhkan dirinya sebagai anak muda cemerlang dengan visi bisnis yang mak nyus.

Selengkapnya...

Evaluasi Kinerja


Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja.


Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan.

Selengkapnya...

Perbaiki Taat dan Berdakwahlah!


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mengumpulkan kita di tempat ini. Kita berasal dari berbagai bangsa, negeri, berkumpul ditempat ini, tanpa ada ikatan rahim di antara kita. Tetapi yang menggerakkan kita untuk datang ke tempat ini karna kita punya akidah yang sama.

Saya teringat dengan masyarakat pertama yang dibina oleh Rasulullah SAW, yang terdiri Abu Bakar al-Shiddiq dari Bani Taim, Bilal ibn Rabah al-Habasyi, Suhaib ibn Sinan al-Rumy, yang berasal dari berbagai negeri tetapi disatukan oleh akidah.


Ikhwah dan Akhwat fillaah.
Islam tegak di atas jamaah, kalau untuk urusan ibadah fardi mungkin semua muslim bisa melakukannya. Tetapi sebagian pelaksanaan hukum-hukum Allah dia tidak akan bisa ditegakkan kecuali dengan adanya jamaah. Jika tidak, siapa yang akan melaksanakan hukum hudud? siapa yang memberi komanda untuk berjih4d? Oleh sebab itu kita memerlukan sebuah hukumah, dan hukumah ini tidak akan muncul kecuali dari jamaah. Karenanya berjamaah adalah sebuah keniscyaan.

Selengkapnya...

Stasiun Besar Musafir Iman



Tak pernah air melawan qudrat yang ALLAH ciptakan untuknya, mencari dataran rendah, menjadi semakin kuat ketika dibendung dan menjadi nyawa kehidupan. Lidah api selalu menjulang dan udara selalu mencari daerah minimum dari kawasan maksimum, angin pun berhembus. Edaran yang pasti pada keluarga galaksi, membuat manusia dapat membuat mesin pengukur waktu, kronometer, menulis sejarah, catatan musim dan penanggalan.


Semua bergerak dalam harmoni yang menakjubkan. Ruh pun – dengan karakternya sebagai ciptaan ALLAH – menerobos kesulitan mengaktualisasikan dirinya yang klasik saat tarikan gravitasi ‘bumi jasad’ memberatkan penjelajahannya menembus hambatan dan badai cakrawala. Kini – di bulan ini – ia jadi begitu ringan, menjelajah ‘langit ruhani’. Carilah bulan – diluar Ramadlan – saat orang dapat mengkhatamkan tilawah satu, dua, tiga sampai empat kali dalam sebulan. Carilah momentum saat orang berdiri lama di malam hari menyelesaikan sebelas atau dua puluh tiga rakaat. Carilah musim kebajikan saat orang begitu santainya melepaskan ‘ular harta’
yang membelitnya. Inilah momen yang membuka seluas-luasnya kesempatan ruh mengeksiskan dirinya dan mendekap erat-erat fitrah dan karakternya.

Marhaban ya Syahra Ramadlan Marhaban Syahra’ Shiyami Marhaban ya Syahra Ramadlan Marhaban Syahra’l Qiyami

Keqariban di Tengah Keghariban

Ahli zaman kini mungkin leluasa menertawakan muslim badui yang bersahaja, saat ia bertanya: "Ya Rasul ALLAH, dekatkah Tuhan kita, sehingga saya cukup berbisik saja atau jauhkah Ia sehingga saya harus berseru kepada-Nya?" Sebagian kita telah begitu ‘canggih’ memperkatakan Tuhan. Yang lain merasa bebas ketika ‘beban-beban orang bertuhan’ telah mereka persetankan. Bagaimana rupa hati yang Ia tiada bertahta disana? Betapa miskinnya anak-anak zaman, saat mereka saling benci dan bantai. Betapa sengsaranya mereka saat menikmati kebebasan semu; makan, minum, seks, riba, suap, syahwat, dan seterusnya. padahal mereka masih berpijak di
bumi-Nya.

Betapa menyedihkan, kader yang grogi menghadapi kehidupan dan persoalan, padahal Ia yang memberinya titah untuk menuturkan pesan suci-Nya. Betapa bodohnya masinis yang telah mendapatkan peta perjalanan, kisah kawasan rawan, mesin kereta yang luar biasa tangguh dan rambu-rambu yang sempurna, lalu masih membawa keluar lokonya dari rel, untuk kemudian
menangis-nangis lagi di stasiun berikut, meratapi kekeliruannya. Begitulah berulang seterusnya.

Semua ayat dari 183-187 surat Al-Baqarah bicara secara tekstual tentang puasa. Hanya satu ayat yang tidak menyentuhnya secara tekstual, namun sulit untuk mengeluarkannya dari inti hikmah puasa. "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka katakanlah): ‘Sesungguhnya Aku ini dekat…" (Qs. 2 :185).

Apa yang terjadi pada manusia dengan dada hampa kekariban ini? Mereka jadi pandai tampil dengan wajah tanpa dosa didepan publik, padahal beberapa menit sebelum atau sesudah tampilan ini mereka menjadi drakula dan vampir yang haus darah, bukan lagi menjadi nyamuk yang zuhud. Mereka menjadi lalat yang terjun langsung ke bangkai-bangkai, menjadi babi rakus yang tak bermalu, atau kera, tukang tiru yang rakus.

Bagaimana mereka menyelesaikan masalah antar mereka? Bakar rumah, tebang pohon bermil-mil, hancurkan hutan demi kepentingan pribadi dan keluarga, tawuran antar warga atau anggota lembaga tinggi negara, bisniskan hukum, jual bangsa kepada bangsa asing dan rentenir dunia. Berjuta pil pembunuh mengisi kekosongan hati ini. Berapa lagi bayi lahir tanpa status bapak yang syar’i? Berapa lagi rakyat yang menjadi keledai tunggangan para politisi bandit?

Berapa banyak lagi ayat-ayat dan pesan dibacakan sementara hati tetap membatu? Berapa banyak kurban berjatuhan sementara sesama saudara saling tidak peduli?

Nuzul Qur'an di Hira, Nuzul di Hati

Ketika pertama kali Alqur-an diturunkan, ia telah menjadi petunjuk untuk seluruh manusia. Ia menjadi petunjuk yang sesungguhnya bagi mereka yang menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Ia benar-benar berguna bagi kaum beriman dan menjadi kerugian bagi kaum yang zalim. Kelak saatnya orang menyalahkan rambu-rambu, padahal tanpa rambu-rambu kehidupan menjadi kacau. Ada juga orang berfikir, malam qadar itu selesai sudah, karena ALLAH menyatakannya dengan Anzalna-hu (kami telah menurunkannya), tanpa melihat tajam-tajam pada kata tanazzalu’l Ma-laikatu wa’l Ruhu (pada malam itu turun menurunlah Malaikat dan Ruh), dengan kata kerja permanen. Bila malam adalah malam, saat matahari terbenam, siapa warga negeri yang tak menemukan malam; kafirnya dan mukminnya, fasiqnya dan shalihnya, munafiqnya dan shiddiqnya, Yahudinya dan Nasraninya? Jadi apakah malam itu malam fisika yang meliput semua orang di kawasan?

Jadi ketika Ramadlan di gua Hira itu malamnya disebut malam qadar, saat turun sebuah pedoman hidup yang terbaca dan terjaga, maka betapa bahagianya setiap mukmin yang sadar dengan Nuzulnya Al Quran di hati pada malam qadarnya masing-masing, saat jiwa menemukan jati dirinya yang selalu merindu dan mencari sang Pencipta. Yang tetap terbelenggu selama hayat dikandung badan, seperti badan pun tak dapat melampiaskan kesenangannya, karena selalu ada keterbatasan bagi setiap kesenangan. Batas makanan dan minuman yang lezat adalah kterbatasan perut dan segala yang lahir dari proses tersebut. Batas kesenangan libido ialah menghilangnya
kegembiraan di puncak kesenangan. Batas nikmatnya dunia ialah ketika ajal tiba-tiba menemukan rambu-rambu: Stop!

Al-Qur'an dulu, baru yang lain

Bacalah Al Quran, ruh yang menghidupkan, sinari pemahaman dengan sunnah dan perkaya wawasan dengan sirah, niscaya Islam itu terasa ni’mat, harmoni, mudah, lapang dan serasi. Al-Qur'an membentuk frame berfikir. Al Qur'an mainstream perjuangan. Nilai-nilainya menjadi tolok ukur keadilan, kewajaran dan kesesuaian dengan karakter, fitrah dan watak manusia. Penguasaan outline-nya menghindarkan pandangan parsial juz-i. Penda’wahannya dengan kelengkapan sunnah yang sederhana, menyentuh dan aksiomatis, akan memudahkan orang memahami Islam, menjauhkan perselisihan dan menghemat energi ummat.

Betapa da’wah Al Qur'an dengan madrasah tahsin, tahfiz dan tafhimnya telah membangkitkan kembali semangat keislaman, bahkan di jantung tempat kelahirannya sendiri. Ahlinya selalu menjadi pelopor jihad di garis depan, jauh sejak awal sejarah ummat ini bermula. Bila Rasulullah meminta orang menurunkan jenazah dimintanya yang paling banyak penguasaan Qur'annya. Bila menyusun komposisi pasukan, diletakkannya pasukan yang lebih banyak hafalannya. Bahkan di masa awal sekali, ‘unjuk rasa’ pertama digelar dengan pertanyaan ‘Siapa yang berani membacakan surat Arrahman di Ka’bah?’. Dan Ibnu Mas’ud tampil dengan berani dan tak menyesal atau jera walaupun pingsan dipukuli musyrikin kota Makkah.


Puasa: Da’wah, tarbiah, jihad dan disiplin

Orang yang tertempa makan (sahur) di saat enaknya orang tertidur lelap atau berdiri lama malam hari dalam shalat qiyam Ramadlan setelah siangnya berlapar-haus, atau menahan semua pembatal lahir-batin, sudah sepantasnya mampu mengatasi masalah-masalah da’wah dan kehidupannya, tanpa keluhan, keputusasaan atau kepanikan. Musuh-musuh ummat mestinya belajar untuk mengerti bahwa bayi yang dilahirkan di tengah badai takkan gentar menghadapi deru angin. Yang biasa menggenggam api jangan diancam dengan percikan air. Mereka ummat yang biasa menantang dinginnya air di akhir malam, lapar dan haus di terik siang.

Mereka terbiasa memburu dan menunggu target perjuangan, jauh sampai ke akhirat negeri keabadian, dengan kekuatan yakin yang melebihi kepastian fajar menyingsing. Namun bagaimana mungkin bisa mengajar orang lain, orang yang tak mampu memahami ajarannya sendiri? "Faqidu’s Syai’ la Yu’thihi" (Yang tak punya apa-apa tak akan mampu memberi apa-apa).

Wahyu pertama turun di bulan Ramadlan, pertempuran dan mubadarah (inisiatif) awal di Badar juga di bulan Ramadlan dan Futuh (kemenangan) juga di bulan Ramadlan. Ini menjadi inspirasi betapa madrasah Ramadlan telah memproduk begitu banyak alumni unggulan yang izzah-nya membentang dari masyriq ke maghrib zaman.

Bila mulutmu bergetar dengan ayat-ayat suci dan hadits-hadits, mulut mereka juga menggetarkan kalimat yang sama. Adapun hati dan bukti, itu soal besar yg menunggu jawaban serius.

Rahmat Abdullah
Selengkapnya...

Rahasia Angka dalam AlQuran.

Kata-kata dalam Al-Qur’an, dengan sejumlah pengulangannya merupakan Mukjizat, jumlah kata-kata dalam Al-Qur’an yang menegaskan kata-kata yang lain ternyata jumlahnya sama dengan jumlah kata-kata Al-Qur’an yang menjadi lawan kata atau kebalikan dari kata-kata tersebut, atau diantara keduanya ada nisbah kontradiktif.


Al-Qur’an tidak hanya terbatas pada ayat-ayat mulianya, makna-maknanya, prinsip-prinsip dan dasar-dasar keadilannya serta pengetahuan-pengetahuan gaibnya saja, melainkan juga termasuk jumlah-jumlah yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri, begitu juga pengulangan kata dan hurufnya, orang-orang yang melakukan ‘ulum’ Al-Qur’an sejak dulu sudah menyadarai adanya fenomena tersebut mempunyai maksud dan tujuan tertentu.

Selengkapnya...

Jadwal Imsakiyah 2011

Jadwal Imsakiyah 1432
[klik gambar untuk memperbesar]


Selengkapnya...

Mengatasi Korupsi


Kita mulai pembahasan tentang “Mengatasi Korupsi”. Ini sebagai pengantar debat dengan Febri Diansyah dan Tama Satrya Langkun dari ICW.
Bagi saya, tidak pernah terbayang bahwa mengatasi korupsi akan sesulit ini di negeri ini. Karena pada dasarnya kita tidak mulai dari nol. Itulah sebabnya saya selalu menolak perasaan tidak berdaya dalam mengatasi korupsi seolah kita tidak punya modal sosial sebagai bangsa. Modal sosial kita terlalu besar untuk mengatasi korupsi, apalagi jika ditambah dengan kemampuan kelembagaan semacam KPK dll.
Selengkapnya...

Hadits Menuntut Ilmu : Jalan Menuju Surga




مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنَّةِ ـ رواه مسلم
Artinya: “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
Selengkapnya...

Jakarta 13 Kali Ganti Nama


Usia Jakarta nyaris 5 abad. Dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung, Jakarta kini berkembang menjadi kota metropolis. Tidak ada lagi rawa-rawa. Sejauh mata memandang, hanyalah gedung-gedung pencakar langit.


Tapi tahukah Anda? Jakarta yang kini menginjak usia 484 tahun sudah 13 kali berganti nama. Data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebutkan, cikal bakal Jakarta adalah sebuah kota bernama Kalapa. Laporan para penulis Eropa di abad 16 menyebutkan, Kalapa saat itu menjadi bandar utama kerajaan Hindu bernama Sunda yang ibukotanya Padjajaran.

Namun pada 22 Juni 1527, Fatahillah yang kemudian menjadi penguasa mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Sesuai Keputusan DPR Kota Sementara No. 6/D/K/1956, tanggal itu kemudian dicanangkan sebagai hari jadi kota Jakarta.

Berikut nama-nama yang pernah menjadi sebutan untuk Jakarta:

1. Pada Abad ke-14 bernama Sunda Kelapa sebagai pelabuhan Kerajaan Pajajaran

2. Tanggal 22 Juni 1527 oleh Fatahilah, diganti nama menjadi Jayakarta

3. Tanggal 4 Maret 1621 oleh Belanda untuk pertama kali bentuk pemerintah kota bernama Stad Batavia

4. Tanggal 1 April 1905 berubah nama menjadi 'Gemeente Batavia'

5. Tanggal 8 Januari 1935 berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia

6. Tanggal 8 Agustus 1942 oleh Jepang diubah namanya menjadi Jakarta Toko Betsu Shi

7. Pada September 1945 pemerintah kota Jakarta diberi nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta

8. Tanggal 20 Februari 1950 dalam masa Pemerintahan Pre Federal berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia

9. Tanggal 24 Maret 1950 diganti menjadi Kota Praj'a Jakarta

10. Tanggal 18 Januari 1958 kedudukan Jakarta sebagai daerah swatantra dinamakan Kota Praja Djakarta Raya

11. Tahun 1961 dengan PP No. 2 tahun 1961 jo UU No. 2 PNPS 1961 dibentuk Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya

12. Tanggal 31 Agustus 1964 dengan UU No. 10 tahun 1964 dinyatakan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya tetap sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta.

13. Tahun1999, melalaui UU No 34 tahun 1999 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta, sebutan pemerintah daerah berubah menjadi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan otonominya tetap berada di tingkat provinsi dan bukan pada wilayah kota. Selain itu wilayah DKI Jakarta dibagi menjadi 6, yakni 5 wilayah kotamadya dan satu kabupaten administratif Kepulauan Seribu. (eh)

VIVAnews
Selengkapnya...

Sejarah Panjang dan Kapasitas Besar Telah Memenangkan AKP


Oleh: Muhammad Anis Matta, Lc.
Kemenangan AK Parti (AKP) di Turki sudah bisa ditebak jauh hari sebelum pemilu 12 Juni 2011 kemarin. Ini hanyalah ledakan dari akumulasi perjuangan panjang mereka. Usia perjuangan AKP sebenarnya tidak beda dengan usia Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir. Pengalaman jatuh bangun di luar dan di dalam pemerintahan membuat mereka matang.


Sejarah adalah aset politik yang tak ternilai dan aset itulah yang dimiliki AKP. Sejarah menandai kejujuran dan konsistensi sebuah organisasi. Kejujuran dan konsistensi adalah karakter yang tidak bisa diklaim, tapi harus dibuktikan dalam perilaku. Pembuktian itulah yang memerlukan waktu panjang!

Selengkapnya...

ISRA' MI'RAJ: Mu'jizat, Salah Tafsir, dan Makna Pentingnya

Dalam memperingati isra' dan mi'raj sering kita diajak oleh pembicara pengajian akbar melanglang buana sampai ke langit, dan kadang-kadang dibumbui dengan analisis yang nampaknya berdasar sains. Bagi saya, aspek astronomis sama sekali tidak ada dalam kajian isra' mi'raj.


Tulisan ini saya maksudkan untuk mendudukkan masalah isra' mi'raj sebagai mana adanya yang diceritakan di dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits sahih. Untuk itu pula akan saya ulas kesalahpahaman yang sering terjadi dalam mengaitkan isra' mi'raj dengan kajian astronomi. Makna penting isra' mi'raj yang mestinya kita tekankan.

Kisah dalam Al-Qur'an dan Hadits

Di dalam QS. Al-Isra':1 Allah menjelaskan tentang isra':

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad SAW) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Dan tentang mi'raj Allah menjelaskan dalam QS. An-Najm:13-18:

"Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul Muntaha) ada syurga tempat tinggal. (Dia melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar."
Sidratul muntaha secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak seorang manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.

Kejadian-kejadian sekitar isra' dan mi'raj dijelaskan di dalam hadits- hadits nabi. Dari hadits-hadits yang sahih, didapati rangkaian kisah-kisah berikut. Suatu hari malaikat Jibril datang dan membawa Nabi, lalu dibedahnya dada Nabi dan dibersihkannya hatinya, diisinya dengan iman dan hikmah. Kemudian didatangkan buraq, 'binatang' berwarna putih yang langkahnya sejauh pandangan mata. Dengan buraq itu Nabi melakukan isra' dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina.

Nabi SAW salat dua rakaat di Baitul Maqdis, lalu dibawakan oleh Jibril segelas khamr (minuman keras) dan segelas susu; Nabi SAW memilih susu. Kata malaikat Jibril, "Engkau dalam kesucian, sekiranya kau pilih khamr, sesatlah ummat engkau."

Dengan buraq pula Nabi SAW melanjutkan perjalanan memasuki langit dunia. Di sana dijumpainya Nabi Adam yang dikanannya berjejer para ruh ahli surga dan di kirinya para ruh ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua sampai ke tujuh. Di langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Di langit ke tujuh dilihatnya baitul Ma'mur, tempat 70.000 malaikat salat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.

Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dari Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam ('pena'). Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir) di dunia: sungai Efrat dan sungai Nil. Lalu Jibril membawa tiga gelas berisi khamr, susu, dan madu, dipilihnya susu. Jibril pun berkomentar, "Itulah (perlambang) fitrah (kesucian) engkau dan ummat engkau." Jibril mengajak Nabi melihat surga yang indah. Inilah yang dijelaskan pula dalam Al-Qur'an surat An-Najm. Di Sidratul Muntaha itu pula Nabi melihat wujud Jibril yang sebenarnya.

Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib. Mulanya diwajibkan salat lima puluh kali sehari-semalam. Atas saran Nabi Musa, Nabi SAW meminta keringanan dan diberinya pengurangan sepuluh- sepuluh setiap meminta. Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam. Nabi enggan meminta keringanan lagi, "Saya telah meminta keringan kepada Tuhanku, kini saya rela dan menyerah." Maka Allah berfirman, "Itulah fardlu-Ku dan Aku telah meringankannya atas hamba-Ku."

Urutan kejadian sejak melihat Baitul Ma'mur sampai menerima perintah salat tidak sama dalam beberapa hadits, mungkin menunjukkan kejadian- kajadian itu serempak dialami Nabi. Dalam kisah itu, hal yang fisik (dzhahir) dan non-fisik (bathin) bersatu dan perlambang pun terdapat di dalamnya. Nabi SAW yang pergi dengan badan fisik hingga bisa salat di Masjidil Aqsha dan memilih susu yang ditawarkan Jibril, tetapi mengalami hal-hal non-fisik, seperti pertemuan dengan ruh para Nabi yang telah wafat jauh sebelum kelahiran Nabi SAW dan pergi sampai ke surga. Juga ditunjukkan dua sungai non-fisik di surga dan dua sungai fisik di dunia. Dijelaskannya makna perlambang pemilihan susu oleh Nabi Muhammad SAW, dan menolak khamr atau madu. Ini benar-benar ujian keimanan, bagi orang mu'min semua kejadian itu benar diyakini terjadinya. Allah Maha Kuasa atas segalanya.

"Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan pemandangan yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia...." (QS. 17:60).
"Ketika orang-orang Quraisy tak mempercayai saya (kata Nabi SAW), saya berdiri di Hijr (menjawab berbagai pertanyaan mereka). Lalu Allah menampakkan kepada saya Baitul Maqdis, saya dapatkan apa yang saya inginkan dan saya jelaskan kepada mereka tanda-tandanya, saya memperhatikannya...." (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Hakikat Tujuh Langit

Peristiwa isra' mi'raj yang menyebut-nyebut tujuh langit mau tak mau mengusik keingintahuan kita akan hakikat langit, khususnya berkaitan dengan tujuh langit yang juga sering disebut-sebut dalam Al-Qur'an.

Bila kita dengar kata langit, yang terbayang adalah kubah biru yang melingkupi bumi kita. Benarkah yang dimaksud langit itu lapisan biru di atas sana dan berlapis-lapis sebanyak tujuh lapisan? Warna biru hanyalah semu, yang dihasilkan dari hamburan cahaya biru dari matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Langit (samaa' atau samawat) berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu dan gas yang bertebaran. Dan lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak ada.

Bilangan 'tujuh' sendiri dalam beberapa hal di Al-Qur'an tidak selalu menyatakan hitungan eksak dalam sistem desimal. Di dalam Al-Qur'an ungkapan 'tujuh' atau 'tujuh puluh' sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung. Misalnya, di dalam Q.S. Al-Baqarah:261 Allah menjanjikan:

"Siapa yang menafkahkan hartanya di jalan Allah ibarat menanam sebiji benih yang menumbuhkan TUJUH tangkai yang masing-masingnya berbuah seratus butir. Allah MELIPATGANDAKAN pahala orang-orang yang dikehendakinya...."
Juga di dalam Q.S. Luqman:27:

"Jika seandainya semua pohon di bumi dijadikan sebagai pena dan lautan menjadi tintanya dan ditambahkan TUJUH lautan lagi, maka tak akan habis Kalimat Allah...."
Jadi 'tujuh langit' lebih mengena bila difahamkan sebagai tatanan benda-benda langit yang tak terhitung banyaknya, bukan sebagai lapisan-lapisan langit.

Lalu, apa hakikatnya langit dunia, langit ke dua, langit ke tiga, ... sampai langit ke tujuh dalam kisah isra' mi'raj? Mungkin ada orang mengada-ada penafsiran, mengaitkan dengan astronomi. Para penafsir dulu ada yang berpendapat bulan di langit pertama, matahari di langit ke empat, dan planet-planet lain di lapisan lainnya. Kini ada sembilan planet yang sudah diketahui, lebih dari tujuh. Tetapi, mungkin masih ada orang yang ingin mereka-reka. Kebetulan, dari jumlah planet yang sampai saat ini kita ketahui, dua planet dekat matahari (Merkurius dan Venus), tujuh lainnya --termasuk bumi-- mengorbit jauh dari matahari. Nah, orang mungkin akan berfikir langit dunia itulah orbit bumi, langit ke dua orbit Mars, ke tiga orbit Jupiter, ke empat orbit Saturnus, ke lima Uranus, ke enam Neptunus, dan ke tujuh Pluto. Kok, klop ya. Kalau begitu, Masjidil Aqsha yang berarti masjid terjauh dalam QS. 17:1, ada di planet Pluto.

Dan Sidratul Muntaha adalah planet ke sepuluh yang tak mungkin terlampaui. Jadilah, isra' mi'raj dibayangkan seperti kisah Science Fiction, perjalanan antar planet dalam satu malam. Na'udzu billah mindzalik.

Saya berpendapat, pengertian langit dalam kisah isra' mi'raj bukanlah pengertian langit secara fisik. Karena, fenomena yang diceritakan Nabi pun bukan fenomena fisik, seperti perjumpaan dengan ruh para Nabi. Langit dan Sidratul Muntaha dalam kisah isra' mi'raj adalah alam ghaib yang tak bisa kita ketahui hakikatnya dengan keterbatasan ilmu manusia. Hanya Rasulullah SAW yang berkesempatan mengetahuinya. Isra' mi'raj adalah mu'jizat yang hanya diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

Makna pentingnya

Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra' mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra: 85). Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib secara langsung kepada Rasulullah SAW.

Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan mampu keuangannya.

Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah mengingatkan:

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)

T. Djamaluddin adalah peneliti bidang matahari & lingkungan antariksa, Lapan, Bandung.
Selengkapnya...

PSAK Soal Zakat Segera Meluncur


Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) akan mengeluarkan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tentang zakat. Walaupun dunia perbankan syariah sudah banyak yang mengadopsi perhitungan zakat.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Tim Pengawas Bank Syariah Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI) saat ditanyai wartawan, di Universitas Trisakti, Jakarta, Jumat (24/6/2011).

Dewi menjelaskan, isu soal zakat sangatlah tinggi, di mana bank-bank banyak yang mengadopsi pembayaran zakat tersebut. Namun, yang menjadi permasalahan, setiap bank berbeda dalam aturan pembayarannya karena sesuai dengan kepercayaan mazhabnya.
“Bank banyak yang sudah ada, seperti pencatatan, standar ketentuan dan lain-lain. Tapi mereka berbeda menurut mazhab dan kiainya,” ujarnya.

Selengkapnya...

10 Penyakit dengan biaya pengobatan termahal


Tiap tahunnya biaya pengobatan hampir semua penyakit semakin meningkat. Tapi diantara semua jenis penyakit itu ada yang biayanya amat mahal. Hindari 10 penyakit ini jika tidak ingin jatuh miskin.


1. Penyakit mental


Peningkatan biaya per tahun 6 persen. Total ongkos penanganan penyakit ini di Amerika telah mencapai US$ 142,2 miliar.

Penyakit mental diantaranya yaitu Alzheimer, Parkinson, Schizoprenia, depresi dan lainnya. Perkembangan obat terkini dan proses penyembuhan yang lama membuat penyakit ini menjadi penyakit dengan biaya pengobatan termahal diantara semua penyakit yang ada.

Selengkapnya...

Fiqh Dakwah Imam Syahid Hasan Al-Banna



Imam Syahid dikenal memiliki sifat yang berpengaruh yakni sifat pemimpin yang mampu mengubah:
Sifat-sifat tersebut tampak nyata pada:
1. Kemampuannya memilih pilihan tepat dari sekian banyak opsi.
2. menghindarkan diri dari membuat sesuatu menjadi tidak jelas dan “njelimet” (rumit).
3. kemampuannya menerjemahkan pemikiran dan teori menjadi kerja nyata
4. kemampuannya menyelesaikan perselisihan dan mengoreksi kesalahan dengan bijak
5. kemampuannya membawa da’wahnya melewati berbagai marhalah dan sasaran dengan menggunakan syiar-syiar dan skill aplikatif.
Selengkapnya...

Latar Belakang Isra’ dan Mi’raj


Tersebutlah dalam sirah Nabawiyah bahwa Rasulullah SAW ditinggal mati oleh dua orang; Khadijah -radhiyallahu ‘anha- dan Abu Thalib. Padahal, selama ini dua orang tersebut telah berperan besar bagi dakwah Islamiyah.


1. Ummul Mukminin Khadijah -radhiyallahu ‘anha- , sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits, adalah:
- Wanita dan bahkan manusia pertama yang beriman kepada Rasulullah SAW.
- Seorang mukmin yang mengorbankan seluruh hartanya untuk dakwah, dan
- Seorang istri, yang darinya Rasulullah SAW mempunyai anak (keturunan).
2. Abu Thalib, meskipun belum beriman, namun, mengingat posisinya sebagai paman Rasulullah SAW, ia telah membela Rasulullah SAW dengan sangat luar biasa.
Namun, di tahun itu, keduanya meninggal dunia, maka beliau SAW sangat bersedih, dan karenanya, tahun itu disebut ‘amul huzni (tahun kesedihan). Kesedihan itu semakin lengkap, manakala Rasulullah SAW mencoba membuka jalur dakwah baru, Thaif. Siapa tahu, Thaif yang sejuk, dingin, hijau, mempunyai pengaruh besar terhadap warganya, sehingga sikap mereka barangkali sejuk dan segar dalam menerima dakwah beliau SAW. Tidak seperti Mekah (saat itu) yang keras, semuanya tertutup batu, sehingga “membatu” sikap mereka terhadap dakwah. Namun, bukannya kedatangan Rasulullah SAW di Thaif disambut, tapi malah disambit.
Singkat cerita, dalam perjalanan pulang ke Mekah, terjadi tiga peristiwa:
1. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang bernama Adas, dari Nainuwa, kampung halaman nabi Yunus AS. Dalam pertemuan itu, Adas menyatakan masuk Islam. Hal ini seakan mengatakan kepada Rasulullah SAW: “Jangan bersedih wahai Muhammad, kalau orang Mekah, orang Arab tidak mau beriman, jangan bersedih, nih buktinya, orang Nainuwa mau beriman”.
2. Rasulullah SAW bertemu dengan sekelompok jin, dan saat dibacakan Al-Qur’an kepada mereka, mereka menyatakan beriman. Hal ini seakan memberi message kepada Rasulullah SAW: “Seandainya pun seluruh manusia tidak mau beriman, engkau pun tidak peru bersedih wahai Muhammad SAW, sebab, bangsa jin telah membuktikan bahwa mereka siap beriman kepadamu”.
3. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Hal ini seakan berkata kepada Rasulullah SAW: “Bahkan, seandainya pun seluruh penghuni bumi, baik manusia maupun jin, tidak mau beriman kepadamu wahai Muhammad, engkau pun tidak perlu bersedih, sebab, buktinya, masyarakat langit semuanya gegap gempita menyambut kedatanganmu”.
Dari sudut pandang ini, peristiwa Isra’ dan Mi’raj merupakan tasliyah (pelipur lara) yang sangat luar biasa bagi Rasulullah SAW.
Lalu apa pelipur lara kita?
Mestinya adalah shalat, sebab oleh-oleh Isra’ dan Mi’raj utamanya adalah shalat, dan Rasulullah SAW menjadikan shalat sebagai qurratu ‘ain dan sekaligus rahah (rehat). Wallahu a’lam.
Musyafa Ahmad Rahim, Lc
dakwatuna.com –
Selengkapnya...

Suluk Tanzhimi si ‘Pedang Allah’


Jutaan orang tidak dapat melebihi keutamaanmu….
Mereka gagah perkasa tapi tunduk di ujung pedangmu…
Engkau pemberani melebihi Singa Betina…..
Yang sedang mengamuk melindungi anaknya……
Engkau lebih dahsyat dari air bah…..
Yang terjun dari celah bukit curam ke lembah……
Rahmat Allah bagi Abu Sulaiman,
Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada yang ada di dunia.
Ia hidup terpuji, dan berbahagia setelah mati…..
Untaian syair indah yang dilantunkan Ibunda Khalid saat mengantarkan sang putra ke pemakaman terakhir.
Selengkapnya...

Emha Ainun Nadjib: SAYA ANTI DEMOKRASI


Emha yang kerap menobok-obok silam ini menelurkan pernyataan kontroversial, buku baru yang ia terbitkan berjudul "Iblis Nusantara Dajjal Dunia". Berikut sekilas apa yang ia tuangkan dalam bukunya yang cukup menarik untuk disimak, yaitu "Anti Demokrasi"

ia menandaskan, Kalau ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek, dan Danramil harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya diktator mayoritas. Mentang-mentang Ummat Islam mayoritas, asalkan yang mayoritas bukan yang selain Islam - harus mengalah dan wajib kalah. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Tapi kalau mayoritasnya Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar namanya.

Selengkapnya...

Survey Nielsen : Orang Indonesia Lebih Suka Menabung Dibanding Belanja

TEMPO Interaktif, Jakarta - Konsumen Indonesia masih belum memiliki kepercayaan dalam membelanjakan uangnya secara besar-besaran. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya orang yang menabung.

Berdasarkan survey Nielsen pada kuartal pertama 2011, sebanyak 70 persen konsumen Indonesia mengatakan menyimpan uangnya untuk ditabung. Adapun pada kuartal keempat tahun lalu, ada 72 persen konsumen Indonesia yang menabung.


"Meskipun ada sedikit penurunan pada jumlah konsumen yang menabung, ini merupakan indikasi bahwa konsumen di Indonesia masih berhati-hati untuk belanja," kata Managing Director Nielsen, Catherine Eddy, di Jakarta, Selasa, 31 Mei 2011.

Selengkapnya...

Wawancara Imajiner dengan Usamah bin Laden: Saya tidak Sembunyi di Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD--Tewasnya Usamah bin Ladin masih menjadi pembahasan di Pakistan. Mulai dari pembahasan serius yang melibatkan banyak analis teror dan keamanan, hingga ke pembahasan ringan yang penuh humor.

Seperti yang ditulis oleh salah satu kolumnis senior harian terkemuka di Pakistan, Dawn, Nadeem F Paracha. Dia menulis artikel dalam bentuk wawancara tanya jawab, mengulas soal tewasnya Usamah.


Yang membuat artikel ini unik adalah, Paracha membuatnya jadi semacam wawancara imajiner antara Usamah dengan paranormal yang bisa berkomunikasi dengannya. Berikut kutipan artikel berjudul 'Dead Man and The Sea' yang mendapat ratusan tanggapan itu:

Kami meminta bantuan cenayang Abdul Qadir Awami Badami untuk menghubungkan kami dengan roh Usamah bin Ladin. Kami ingin bertanya pada Usamah, apa sebenarnya yang terjadi di malam penyergapan oleh US Navy SEALS di Abbottabad itu.

Abdul Qadir Awami Badami (AQAB): Usamah, bisakah Anda mendengar saya?
Usamah bin Ladin: Ya..ya.. Di mana saya?

AQAB: Anda ada di dasar laut Usamah
Usamah: Laut? Oh pantas.. di sini banyak ikan. Apakah saya sudah meninggal?

AQAB: Ya, sepertinya
Usamah: Hmm.. Bagaimana saya bisa meninggal?

AQAB: Kami berharap Anda yang bisa menceritakan itu pada kami...
Usamah: Yang saya ingat saat itu hari sudah malam. Saya menunggu pesuruh saya membawa makan malam. Lalu saya mendengar suara helikopter. Saya kira itu pesuruh saya membawa makan malam. Mungkin dia ada rencana membuat pesta kejutan untuk saya. Saya tentu saja senang kalau itu benar. Tapi...

AQAB: Pesuruh Anda kerap membawakan makan malam?
Usamah: Ya..ya.. Saban Senin dan Selasa dia membawa Biryani. Rabu dia membeli ayam chowmein. Kamis steak. Sabtu dan Ahad kami makan sayuran.

AQAB: Loh Jumat makan apa?
Usamah: Oh Jumat saya yang memasak. Istri saya pandai memasak jadi kami makan malam bersama-sama.

AQAB: Oh begitu. Jadi mereka tahu Anda bersembunyi di Abbottabad?
Usamah: Loh tentu saja. Kan mereka istri saya!

AQAB: Bukan, maksud kami, pesuruh itu. Apakah dia tahu Anda Usamah?
Usamah: Oh.. saya kira. Tidak. Menurut mereka, saya hanyalah pebisnis Arab yang berurusan dengan peternakan unta dan ekspor impor.

AQAB: Betulkah? Mereka tidak mencek lagi profil Anda?
Usamah: Mereka tidak bisa mendeteksi saya. Oh tadi Anda katakan saya bersembunyi.

AQAB: Ya. Bukankah betul Anda bersembunyi?
Usamah: Tidak sama sekali!

AQAB: Kalau tidak bersembunyi, kok pemerintah AS butuh waktu 10 tahun menemukan Anda?
Usamah: Ah.. Pemerintah AS itu bodoh. Mereka tak tahu apa-apa soal gua.

AQAB: Tapi Anda kan tidak sedang bersembunyi di gua!
Usamah: Ah teman, saya beritahu ya.. Seluruh Pakistan itu seperti satu gua yang besar.

AQAB: Kalau begitu, apakah orang-orang Pakistan tahu Anda bersembunyi di negara mereka selama ini?
Usamah: Teman.. Mereka bukan orang Pakistan kalau mereka tidak tahu.. Hehe..

AQAB: Ceritakan pada kami tentang persembunyian Anda di Pakistan
Usamah: Di Pakistan mengingatkan saya akan rumah

AQAB: Arab Saudi maksudnya?
Usamah: Bukan, Afghanistan. Hanya saja Pakistan lebih baik karena banyak mobil dan lift.

AQAB: Tapi Anda kan warga Saudi
Usamah: Pertama-tama saya adalah Muslim.

AQAB: Anda adalah Alqaidah. Anda dan Taliban, rekan Anda, telah membunuh ribuan warga Pakistan yang beragama Muslim. Bagaimana Anda menanggapi hal ini.
Usamah: Mereka (korban) adalah Muslim yang buruk.

AQAB: Anda terdengar seperti George W Bush.
Usamah: Ah.. Bush. Dia memang mitra bisnis yang baik. Tapi ini penggantinya, Obama ternyata sosok yang berbeda.

AQAB: Beda? Maksudnya? Dalam kebijakan dan strategi?
Usamah: Oh tidak. Maksud saya beda dalam warna. Obama kan hitam.
AQAB: Tapi dia tetap manusia!

AQAB: Amerika telah mengubur Anda di laut
Usamah: Wah kok bisa? Apakah Obama sudah masuk Islam? Saya terkejut, kok Amerika tahu kelompok kami tak ingin dikubur dengan penanda. Tapi saya cukup senang dikubur di laut. Sebab kalau tidak, pasti akan ada prasasti besar di makam saya, dan orang-orang akan datang untuk memujanya.

AQAB: Anda senang terhadap apa yang Obama lakukan pada Anda?
Usamah: Oh ya! Tapi minus tembakan di kepala saya ya.

AQAB: Oh jadi Anda ingat Anda ditembak di kepala?
Usamah: Well yang saya ingat sih saya tiba-tiba kena sakit kepala yang amat sangat. Tahu-tahu kepala saya sudah bolong.

AQAB: Apakah Pakistan terlibat dalam pembunuhan Anda?
Usamah: Well, ya. Setidaknya mereka menunda mengantar makan malam saya saat itu. Jadi saya tertembak dalam kondisi perut kosong. Sial!

AQAB: Jadi Pakistan tahu di mana Anda bersembunyi?
Usamah: Wah orang Pakistan saja tidak tahu di mana mereka berada. Apalagi saya. Eh..Apa kata media-media di Pakistan?

AQAB: Beberapa pembawa beritanya tampak terkejut dan sedih.
Usamah: Oh ya. Beberapa dari mereka pernah bekerja sebagai tukang masak dan tukang pijit saya.

Selengkapnya...

Bersikap Tenang

Rasulullah pernah berkata kepada al-Mundzir, kepala kabilah Abdul Qais, "Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai Allah, yaitu sifat penyabar dan tidak suka tergesa-gesa." Lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah aku berusaha berperilaku seperti itu, atau Allah menjadikanku berwatak dengan keduanya?" Nabi SAW menjawab, "Allahlah yang menjadikanmu berwatak dengan keduanya." Al-Mundzir pun berucap, "Segala puji bagi Allah Yang telah menjadikanku berwatak dengan dua tabiat yang dicintai Allah dan Rasul-Nya." (HR Abu Dawud).

Sikap penyabar, lembut, kalem, dan tenang tak hanya dimiliki dan diserukan oleh Rasulullah, tapi juga dianjurkan oleh nabi-nabi yang lain. Mengapa begitu, karena kesabaran seorang penyabar-kata Ahmad ar-Rasyid dalam bukunya al-'Awa'iq-adalah benteng yang akan melindunginya dari fitnah, sifat pemarah, dan egois, sehingga ia mampu berlaku adil dalam berbagai keputusannya. Sedangkan sifat "tidak ceroboh" akan memberikan kesempatan untuk menganalisis dan menimbang-nimbang, sehingga tidak ada lagi keraguan.

Selengkapnya...

Penyimpangan NII

Dalam bahasa Al-Qur'an kata sesat atau kesesatan dlolla aw dlolalan: "Katakanlah, aku tidak akan mengikuti hawa nafsu kalian (karena) sungguh telah tersesatlah aku jika demikian, dan aku bukanlah termasuk dari pada orang-orang yang mendapat hidayah." (Q. S. Al-An'am: 56)

"Mereka itulah orang-orang yang telah menukar kesesatan dengan hidayah, maka tiadalah beruntung mereka dan tiadalah mereka menjadi orang-orang yang memperoleh hidayah. " (Q. S. Al-Baqarah: 16)

Sepak terjang KW IX dalam kurun waktu di bawah kepemimpinan Haji Abdul Karim dan kemudian Haji Muhammad Ra'is dari tahun 1984-5 s/d 1992 maupun di bawah kepemimpinan Abu Toto as-Syaikh AS Panji Gumilang (gelar kebesarannya saat ini) sejak dari tahun 1992 hingga tahun 2006 sekarang telah menimbulkan banyak korban. Secara riil yang lebih banyak dirugikan baik moril maupun materil oleh KW-IX sejak masa Haji Karim sampai Abu Toto adalah ummat Islam pada umumnya, dan secara khusus adalah kalangan NII atau DI (Darul Islam)

Selengkapnya...

Makna Ikhlas

Ikhlas kepada Allah subhanahu wata’ala maknanya seseorang bermaksud melalui ibadahnya tersebut untuk ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah subhanahu wata’ala dan mendapatkan keridhaanNya.

Bila seorang hamba menginginkan sesuatu yang lain melalui ibadahnya, maka di sini perlu dirinci lagi berdasarkan klasifikasi-klasifikasi berikut:


Pertama, dia memang ingin ber-taqarrub kepada selain Allah di dalam ibadahnya ini dan mendapatkan pujian semua makhluk atas perbuatannya tersebut. Maka, ini menggugurkan amalan dan termasuk syirik.

Di dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah rodhiallaahu’anhu bahwasanya Nabi shollallaahu’alahi wasallam bersabda, “Allah subhanahu wata’ala berfirman,
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيْهِ مَعِي غَيْرِيْ تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ.
“Aku adalah Dzat Yang paling tidak butuh kepada persekutuan para sekutu; barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang di dalamnya dia mempersekutukanKu dengan sesuatu selainKu, maka Aku akan meninggalkannya beserta kesyirikan yang diperbuatnya.”[1]

Kedua, dia bermaksud melalui ibadahnya untuk meraih tujuan duniawi seperti kepemimpinan, kehormatan dan harta, bukan untuk tujuan ber-taqarrub kepada Allah; maka amalan orang seperti ini akan gugur dan tidak dapat mendekatkan dirinya kepada Allah subhanahu wata’ala. Dalam hal ini, Allah subhanahu wata’ala berfirman,

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ
أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Hud: 15-16).

Perbedaan antara klasifikasi kedua ini dan pertama; bahwa dalam klasifikasi pertama, orang tadi bermaksud agar dirinya dipuji atas ibadahnya tersebut sebagai ahli ibadah kepada Allah. Sedangkan pada klasifikasi ini, dia tidak bermaksud agar dirinya dipuji atas ibadahnya tersebut sebagai ahli ibadah kepada Allah bahkan dia malah tidak peduli atas pujian orang terhadap dirinya.

Ketiga, dia bermaksud untuk ber-taqarrub kepada Allah subhanahu wata’ala, disamping tujuan duniawi yang merupakan konsekuensi logis dari adanya ibadah tersebut, seperti dia memiliki niat dari thaharah yang dilakukannya -disamping niat beribadah kepada Allah- untuk menyegarkan badan dan menghilangkan kotoran yang menempel padanya; dia berhaji -di samping niat beribadah kepada Allah- untuk menyaksikan lokasi-lokasi syiar haji (al-Masya’ir) dan bertemu para jamaah haji; maka hal ini akan mengurangi pahala ikhlas akan tetapi jika yang lebih dominan adalah niat beribadahnya, berarti pahala lengkap yang seharusnya diraih akan terlewatkan. Meskipun demikian, hal ini tidak berpengaruh bila pada akhirnya melakukan dosa. Hal ini berdasarkan firman Allah subhanahu wata’ala mengenai para jamaah haji,

لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُواْ فَضْلاً مِّن رَّبِّكُم
“Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rizki hasil perniagaan) dari Rabbmu.” (Al-Baqarah: 198).

Jika yang dominan adalah niat selain ibadah, maka dia tidak mendapatkan pahala akhirat, yang didapatnya hanyalah pahala apa yang dihasilkannya di dunia itu. Saya khawatir malah dia berdosa karena hal itu, sebab dia telah menjadikan ibadah yang semestinya merupakan tujuan yang paling tinggi, sebagai sarana untuk meraih kehidupan duniawi yang hina. Maka, dia tidak ubahnya seperti orang yang dimaksud di dalam firmanNya,

وَمِنْهُم مَّن يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُواْ مِنْهَا رَضُواْ وَإِن لَّمْ يُعْطَوْاْ مِنهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ
“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat; jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian daripadanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (At-Taubah: 58).

Di dalam Sunan Abu Daud dari Abu Hurairah rodhiallaahu’anhu disebutkan bahwa ada seorang laki-laki berkata, ‘Wahai Rasulullah, (bagaimana bila-penj.) seorang laki-laki ingin berjihad di jalan Allah sementara dia juga mencari kehidupan duniawi?” Rasulullahsholallaahu’alaihi wasallam bersabda, “Dia tidak mendapatkan pahala.” Orang tadi mengulangi lagi pertanyaannya hingga tiga kali dan Nabisholallaahu’alaihi wasallam tetap menjawab sama, “Dia tidak mendapatkan pahala.”[2]

Demikian pula hadits yang terdapat di dalam kitab ash-Shahihain dari Umar bin al-Khaththab rodhiallaahu’anhu bahwasanya Nabishollallaahu’alaihi wasallam bersabda,

مَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.
“Barangsiapa yang hijrahnya karena ingin meraih kehidupan duniawi atau untuk mendapatkan wanita yang akan dinikahinya; maka hijrah-nya hanya mendapatkan tujuan dari hijrahnya tersebut”.[3]

Jika persentasenya sama saja, tidak ada yang lebih dominan antara niat beribadah dan non ibadah; maka hal ini masih perlu dikaji lebih lanjut. Akan tetapi, pendapat yang lebih persis untuk kasus seperti ini adalah sama juga; tidak mendapatkan pahala sebagaimana orang yang beramal karena Allah dan karena selainNya juga.

Perbedaan antara jenis ini dan jenis sebelumnya (jenis kedua), bahwa tujuan yang bukan untuk beribadah pada jenis sebelumnya terjadi secara otomatis. Jadi, keinginannya tercapai melalui perbuatannya tersebut secara otomatis seakan-akan yang dia inginkan adalah konsekuensi logis dari pekerjaan yang bersifat duniawi itu.
Jika ada yang mengatakan, “Apa standarisisi pada jenis ini sehingga bisa dikatakan bahwa tujuannya yang lebih dominan adalah beribadah atau bukan beribadah?”

Jawabannya, standarisasinya bahwa dia tidak memperhatikan hal selain ibadah, maka baik hal itu tercapai atau tidak tercapai, telah mengindikasikan bahwa yang lebih dominan padanya adalah niat untuk beribadah, demikian pula sebaliknya.
Yang jelas, perkara yang merupakan ucapan hati amatlah serius dan begitu urgen sekali. Indikasinya, bisa jadi hal itu dapat membuat seorang hamba mencapai tangga ash-Shiddiqin, dan sebaliknya bisa pula mengembalikannya ke derajat yang paling bawah sekali.
Sebagian ulama Salaf berkata, “Tidak pernah diriku berjuang melawan sesuatu melebihi perjuangannya melawan (perbuatan) ikhlas.”
Kita memohon kepada Allah untuk kami dan anda semua agar dianugerahi niat yang ikhlas dan lurus di dalam beramal. Wallahu ‘alam. Syaikh Ibnu Utsaimin

Selengkapnya...